CONTOH PTK IPS MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA VARIATIF PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI
Untuk Mendapatkan File BAB 1-BAB5 Hub 0856 42 444 991
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas belajar IPS menggunakan metode
STAD (Student Teams Achievement Division)dengan media
variatif. STAD merupakan metode tentang pengaturan kelas dan bukan metode
pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu. Guru dapat menggunakan pelajaran
dan materi mereka sendiri. Tujuan utama dari kelompok belajar siswa adalah
mempercepat pemahaman semua siswa. Pengaruh metode ini positif bagi siswa yang
pintar, sedang maupun yang kurang pintar. Subjek penelitian adalah guru dan
siswa kelas II SD N Baturejo 02 yang berjumlah 8 siswa. Sumber data dari
penelitian ini adalah guru dan siswa. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara,
observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap identifikasi
masalah, persiapan, penyusunan, rencana tindakan, implementasi tindakan,
pengamatan, dan penyusunan rencana. Proses penelitian sendiri dilaksanakan
dalam dua siklus, yang masing-masing terdiri dari empat tahap, yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan kreatifitas belajar siswa. Keberhasilan tersebut dapat
terlihat dari adanya peningkatan persentase kriteria kkratifitas dari tahap pra
siklus, siklus I hingga siklus II. Pada tahap pra siklus menunjukkan persentase
yang rendah yaitu 37,5% saja yang sudah memenuhi kriteria. Pada siklus I ada
peningkatan sebesar 25% menjadi 62,5% dari siswa yang memenuhi kriteria
kreatifitas dan pada siklus akhir sebanyak 7 siswa atau 87,5% dari siswa sudah
memenuhi kriteria kreatifitas. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan
metode STAD menggunakan media variatif dapat meningkatkan kreatifitas belajar
siswa kelas V SD N Baturejo 02.
Kata
kunci : Kreatifitas belajar IPS, metode STAD (Student Teams
Achievement Division), media variatif.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pilar
utama dalam pembentukan mental/karakter seorang siswa. Pendidikan yang baik
akan membentuk mental atau karakter siswa yang lurus dan terarah. Pembinaan
mental yang baik pada akhirnya akan bermuara pada kebaikan di kehidupan yang
akan datang. Kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan
persoalan-persoalan yang rumit. Dengan berbekal pendidikan yang baik, maka
siswa akan mempunyai mental/karakter yang kuat, dan mempunyai pengetahuan yang
luas.
Kegiatan pendidikan pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan dengan usia manusia.
Artinya sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha pendidikan, dalam rangka
memberi kemampuan kepada peserta didik untuk hidup secara mandiri.di dalam
masyarakat. Selanjutnya fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pengetahuan yang luas bisa
diperoleh dari bangku sekolah. Di sekolah anak- anak akan memperoleh ilmu
pengetahuan yang diberikan oleh guru-guru mereka. Dalam pembelajaran guru dan
peserta didik sering dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata
pelajaran maupun yang menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah
pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara, melalui diskusi kelas,
tanya jawab antara guru dan peserta didik, penemuan dan inkuiri. Menumbuhkan
kreatifitas dalam pembelajaran IPS bagi siswa SD bukanlah hal yang mudah. Pada
dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Siswa dituntut untuk dapat
mengembangkan kreatifitasnya melalui pembelajaran yang mereka lakukan.
Kreatifitas dapat terlihat selama proses pembelajaran maupun dalam bentuk
produk-produk hasil belajar. Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta, daya
cipta. Seorang bisa dikatakan kreatif bila menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah kepada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
Perilaku kreatif adalah
hasil dari pemikiran kreatif. Oleh karena itu, hendaklah sistem pendidikan dapat
merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif, di samping
pemikiran logis dan waktu yang dimiliki anak lebih banyak di rumah dibandingkan
keberadaanya di sekolah merupakan sesuatu yang dapat dipergunakan oleh orang
tua dalam pengembangan kreativitas. Untuk itu diperlukan perangsang kreativitas
sejak kecil sampai dewasa melalui pendidikan formal dan non formal, baik di
sekolah, dalam keluarga, maupun di dalam masyarakat.
|
Dengan kreatifitas orang
dapat mewujudkan dirinya dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok
dalarn hidup manusia (dapat menggunakan
bakat dan kemampuan dalam hidup). Dengan
berpikir kreatif, siswa memiliki kernampuan untuk
melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Menyibukkan diri secara
kreatif, dapat memberikan kepuasan kepada individu. Jadi dengan melatih
kreatifitas anak maka tidak mustahil bahwa pembelajaran yang aktif akan tercapai.
Melihat pentingnya
kreatifitas dalam diri seseorang, maka peneliti ingin mewujudkan suatu kondisi
belajar yang mampu meningkatkan kreatifitas belajar siswa tertama pada mata
pelajaran IPS yang cenderung berupa uraian-uraian panjang. Dengan begitu siswa
dapat memperoleh makna dari setiap pembelajaran yang ia terima sehingga akan
menjadi bekal bagi kehidupannya mendatang. Kondisi yang ada pada saat peneliti
melakukan observasi awal justru bertolak belakang dengan tujuan pembelajaran
IPS dan sama siswa sama sekali tidak menunjukkan adanya kreatifitas mereka
dalam belajar. Dimana tidak terlihat adanya bekal dasar yang diperoleh siswa
dalam mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya
serta kurang kondusifnya suasana belajar pada saat itu. Suasana belajar masih
bersifat klasikal dan monoton.
Berdasarkan daftar nilai
ulangan harian IPS di kelas V SD Negeri Baturejo 02, menunjukkan nilai
rata-rata siswa yang masih rendah. Selain itu, dari hasil observasi yang
dilakukan di kelas V SD Negeri Baturejo 02, guru menjelaskan materi dengan
didominasi oleh penggunaan metode ceramah, tanya jawab dan kegiatan lebih
berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya
|
mendengarkan
penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting saja, dan menjawab
pertanyaan jika ditunjuk, ada pula beberapa siswa yang mengantuk, bermalas-malasan
dan melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
Berdasarkan pengertian dan
tujuan dari pendidikan IPS serta pentinganya siswa memiliki kreatifitas dalam
diri mereka, maka dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjadi jalan
tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan
(Kosasih, 1994), agar pembelajaran Pendidikan IPS benar-benar mampu
mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa
untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan
pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan
pendidikan (Aziz Wahab, 1986) Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan
baru dalam memecahkanmasalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton,
melainkan memilih variasi lain yang sesuai. Seorang guru tidaklah mudah
menciptakan kondisi yang kondusif bagi semua siswa. Ada siswa yang proaktif,
ada siswa yang tidak banyak bicara (pendiam) tetapi memiliki kemampuan akademik
di atas temannya, dan terdapat pula siswa yang banyak bicara tetapi memiliki
kemampuan rendah.
Bahkan, ada siswa dengan
kemampuan akademik menengah ke bawah merasa tertekan dengan materi IPS yang
penuh dengan teori dan konsep yang rumit bahkan sulit dipahami.
|
Hal tersebutlah yang dapat
menyebabkan kurang bermaknanya pelajaran IPS ini, sehingga menyebabkan
kreatifitas belajar siswa menjadi rendah dan pembelajaran cenderung pasif.
Padahal dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendekatan pengajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya siswa diposisikan sebagai
pusat perhatian atau dengan kata lain siswa yang aktif. Metode STAD atau divisi
pencapaian kelompok siswa dianggap sebagai metode yang mampu memberi solusi
bagi para guru dalam mengajar IPS di SD. Metode ini memacu siswa agar saling
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru.
Dalam metode STAD siswa
dibagi menjadi kelompok yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru
memberi satu materi berbeda pada masing-masing kelompok. Dengan pemberian
materi yang berbeda, siswa diarahkan untuk lebih kreatif dan berani
menyampaikan apa yang dipelajarinya di kelompok yang lain.
Metode STAD dapat diterapkan
di semua jenis materi, dengan begitu guru tidak harus menjadi penyampai utama
materi, tetapi cukup mengarahkan dan menjadi motivator. Siswa juga akan merasa
memiliki tanggung jawab untuk bisa menyampaikan materi dengan benar pada
kelompok lain. Metode STAD juga dapat dikolaborasikan dengan berbagai bentuk
media, guru dapat memberi materi dalam bentuk gambar kemudian siswa
mendeskripsikan tentang materi yang sesuai gambar, brosur, selebaran atau
makalah.
Penggunaan berbagai media
ditujukan agar siswa tidak mengalami kebosanan, media juga dapat dibedakan
untuk masing-masing kelompok. Guru
|
pun dapat memberi kesempatan pada siswa untuk
menyampaiakan materi dengan gaya mereka atau menggunakan media yang mereka
sukai. Dari semua kegiatan di atas akan terlihat kreatifitas siswa dalam
belajar IPS, sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat.
Dari latar belakang di atas
maka peneliti mengadakan sebuah penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Kreatifitas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Metode Student
Teams Achievement Division (Stad) Dengan Media Variatif Pada Siswa Kelas V
Semester I SD Negeri Baturejo 02 Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun
pelajaran 2012/2013”.